skip to main |
skip to sidebar
Perkuliahan
siang pun dimulai. Riuh rendah suara mahasiswi semester 5 menerpa
telinga. Tatapan kosong memenuhi mata sebagian orang termasuk dosen Kami
ini. Aku duduk bersama lapsus dan andromeda kesayanganku. Terpikir
tentang segala hal yang ingin kutulis sebelumnya, tentang KPM tentang
Ibu tentang Keluargaku tentang Teman Kost tentang kuliah tentang BEM
tentang Bee tentang Syahiddah tentang Kampus tentang Ikhwah tentang
sahabat tentang diri tentang Cinta tentang dia tentang tubuhku. Semua
menyatu padu, kacau. Kacau mencercau disini, dalam pikiran dan hatiku.
Ingin rasanya mengurai semua pemikiran kedalam kalimat-kalimat tak
bernorma. Namun semuanya terhenti, ketika jemariku menyentuh papan kunci
ini, ketika jemariku menyentuh layar ini. Aku terlalu takut.
Pencitraan. Semakin deawasa, aku semakin ketakutan. Aku tidak meminta
kalian mengerti jalan pemikiranku, sungguh. Bahkan, aku rindu tawa riang
itu, aku rindu senyum manis itu, aku rindu menjadi diriku yang terlalu
ekspresif. Aku tidak sependiam ini seringnya. Bercerita bukan lagi
kegemaranku. Masih dalam situasi perkuliahan yang gersang. Aku merasa
bodoh seketika. Aku merasa tidak berguna. Aku merasa tidak seharusnya
seperti ini.Tidak. Aku ingin menangis kencang, tertawa dimanapun aku
mau, berlari kemanapun aku bisa. Aku benci depresi. Lalu, apa sekarang?.
Apa?. Masih mengetik sembari mendengar suara para ksatria bee
presentasi. Kasihan. Keadaan seperti ini, tidaklah menyenangkan.
Kadang IDE itu meletup, meledak dan menguap seketika
0 obrolan:
Posting Komentar