Aku tertegun melihat seekor burung cantik yang terpenjara di sebuah kandang. Dia mengisyaratkan risalah yang ambigu. Aku tak pernah tahu apakah dia sedang bahagia atau bersedih. Yang aku tahu, dia sedang berkicau riang. Dan aku terkadang berperan seperti burung itu.
Ya, aku harus segera merenovasi dan merekonstruksi hati.