Berbesar hati
Sungguh aku berbesar hati untukmu..
Untukmu yang pernah ku tunggu,
Untukmu yang pernah menunggu,
Untukmu yang pernah menaruh hati,
Untukmu yang pernah memikat hati,
Untukmu ynag pernah ku kagumi,
Untukmu yang pernah mengagumi,
Untukmu yang tak pernah ku sadari,
Untukmu yang mungkin tak menyadari,
Sungguh aku berbesar hati menerima berita bahagia!
Tak perlu sungkan, mungkin kau lupa, aku terlalu hebat..
Hatiku masih cukup kuat dan jiwaku masih sadar akan dirinya, pikiranku masih bekerja secara rasional.
Kita yakin akan Tuhan, begitupun dengan takdirNya.
Jika bukan hatimu maka akan ada hati yang lain, itupun jika Tuhan belum memanggilku..
Untukmu yang pernah ku tunggu,
Untukmu yang pernah menunggu,
Untukmu yang pernah menaruh hati,
Untukmu yang pernah memikat hati,
Untukmu ynag pernah ku kagumi,
Untukmu yang pernah mengagumi,
Untukmu yang tak pernah ku sadari,
Untukmu yang mungkin tak menyadari,
Sungguh aku berbesar hati menerima berita bahagia!
Tak perlu sungkan, mungkin kau lupa, aku terlalu hebat..
Hatiku masih cukup kuat dan jiwaku masih sadar akan dirinya, pikiranku masih bekerja secara rasional.
Kita yakin akan Tuhan, begitupun dengan takdirNya.
Jika bukan hatimu maka akan ada hati yang lain, itupun jika Tuhan belum memanggilku..

Sungguh, aku berbesar hati menerima berita bahagiamu!
Undanglah aku, kau tahu keberadaanku kan?
Bahkan jika saat berita itu menyentuh pendengaranku, kau tahu aku cukup hebat.
Senyumku masih akan tergantung disana, air mataku akan terhalang tembok besar,
Tembok kesadaran dan keyakinan diri, Tuhan selalu ada.
Begitupun takdirnya..
Aku akan berusaha datang dan berpenampilan sebaik mungkin karena aku pun ingin kau datang di
hari berbahagiaku..
Tak perlu kau risaukan perkataan orang lain atau perasaanku,
Kau tahu kita tak pernah benar-benar bersama,
Kita tak pernah benar-benar dekat, hanya akrab..
Kita tak pernah benar-benar mengenal.
Yang aku tahu, kadang kau pun merindu. Merindukan sosok sepertiku.
Tapi kau terlalu malu untuk menerima kekuranganku..
Aku bisa menerima,Sungguh, Aku berbesar hati!
Kau dan kau bukan orang yang datang padaku dan keluargaku, bukan.
Jadi, berbahagialah dengan keputusanmu!
Sungguh, aku berbesar hati! Bahkan jika kau termasuk orang yang datang padaku dan keluargaku..
Karena Tuhan telah mengikat kita dengan pasangannya masing-masing jauh sebelum cerita ini dimulai..
Aku akan berusaha berbesar hati, bahkan jika kita pernah merencanakan masa depan bersama.
Meski usahaku akan terpatahkan, aku yakin semua akan berlalu.
Jika aku menangis hari ini, aku yakin esok aku akan tersenyum bahagia kembali.
Lalu, aku akan berdoa:
Tuhan, berilah aku..
keikhlasan untuk menerima hal yang tak dapat ku rubah,
keberanian untuk merubah yang dapat ku rubah,
dan kebijaksanaan untuk menerima perbedaan.
Aku sungguh berbesar hati!
Semoga kita dapat bersilaturahim dengan baik.
Sebuah catatan tanpa sosok, ditulis sebagai refleksi kisah para sahabat, ditinggal menikah.
Pondok Priangan, Oktober 2014
Undanglah aku, kau tahu keberadaanku kan?
Bahkan jika saat berita itu menyentuh pendengaranku, kau tahu aku cukup hebat.
Senyumku masih akan tergantung disana, air mataku akan terhalang tembok besar,
Tembok kesadaran dan keyakinan diri, Tuhan selalu ada.
Begitupun takdirnya..
Aku akan berusaha datang dan berpenampilan sebaik mungkin karena aku pun ingin kau datang di
hari berbahagiaku..
Tak perlu kau risaukan perkataan orang lain atau perasaanku,
Kau tahu kita tak pernah benar-benar bersama,
Kita tak pernah benar-benar dekat, hanya akrab..
Kita tak pernah benar-benar mengenal.
Yang aku tahu, kadang kau pun merindu. Merindukan sosok sepertiku.
Tapi kau terlalu malu untuk menerima kekuranganku..
Aku bisa menerima,Sungguh, Aku berbesar hati!
Kau dan kau bukan orang yang datang padaku dan keluargaku, bukan.
Jadi, berbahagialah dengan keputusanmu!
Sungguh, aku berbesar hati! Bahkan jika kau termasuk orang yang datang padaku dan keluargaku..
Karena Tuhan telah mengikat kita dengan pasangannya masing-masing jauh sebelum cerita ini dimulai..
Aku akan berusaha berbesar hati, bahkan jika kita pernah merencanakan masa depan bersama.
Meski usahaku akan terpatahkan, aku yakin semua akan berlalu.
Jika aku menangis hari ini, aku yakin esok aku akan tersenyum bahagia kembali.
Lalu, aku akan berdoa:
Tuhan, berilah aku..
keikhlasan untuk menerima hal yang tak dapat ku rubah,
keberanian untuk merubah yang dapat ku rubah,
dan kebijaksanaan untuk menerima perbedaan.
Aku sungguh berbesar hati!
Semoga kita dapat bersilaturahim dengan baik.
Sebuah catatan tanpa sosok, ditulis sebagai refleksi kisah para sahabat, ditinggal menikah.
Pondok Priangan, Oktober 2014



0 obrolan:
Posting Komentar