Selasa, 09 Desember 2014

Salah Makna Cincin dan Bunga saat Wisuda

Malam Idul Adha tahun 2014 di rumah Alm Engking, 

Fitma: "Mfit mah da sebenernya kecewa pas wisuda mby." 
Ficha: "Enya ih, karunya." 
Febby: "Kenapa emang? Batal foto studio?" 
Fitma: "Bukan! Mfit teh udah nungguin sama Isna depan pintu utama, Isna udah nyari bunga warna biru. Eh, pas Mby keluar dari gedung udah bawa banyak bunga. Jadi Mfit bukan orang pertama yang ngasih bunga."
Febby: "Ya atuh da kan banyak anak protokol di dalemnya, terus pas mau keluar ketemu senior junior juga. Alhamdulillah atuh dapet bunga."
Ficha: "Terus yah, Mfit cerita da Mby mah dapet hadiah Cincin. Itu anu difoto ku Mfit pas di mobil."
Febby: "Eh? Dari siapa? Itu mah beli bareng Idha jeung nu lain. Biar gak polos banget tangannya."
Fitma dan Ficha : "Oh, kiraen teh dikasih hadiah wisuda cincin, berarti Mby udah ada calon."
Febby: "....."

Yah, ini hanya percakapan dengan retorika yang sudah diperbaiki. Haha.

Yah, hal yang bagi kita biasa nyatanya tidak begitu bagi orang lain.

Yah, tersadar dengan foto yang diposting beberapa waktu lalu semasa wisuda. Foto yang menunjukkan tangan saya yang sedang menyentuh bunga dan origami, jemari yang berhiaskan cincin.

Yah, ada rasa iri melihat satu bunga yang dipegang sahabat wisudawan lainnya, pemberian sang pujaan hati.
Yah, sungguh bodoh! Padahal mereka merelakan waktu, biaya dan tenaga untuk datang juga menunggu demi memberikan bunga serta berfoto bersama.

Yah, saya belum memahami dunia wanita dewasa sepenuhnya dan hanya menganggap cincin juga bunga itu biasa. Padahal wanita selalu memberi makna akan hal-hal kecil, seperti cincin.

Yeah, however, overall, I was so happy!

0 obrolan:

Posting Komentar