Wah, saya lagi galau berat nih teman – teman. Mungkin karena itu ya jadi jarang nulis blog lagi. Sampai tugas dari mas Fiaz pun tak sempat dikerjakan. Hehe, maaf ya mas Fiaz, ntar kalau kegalauan saya dah sedikit menghilang, bakal saya kerjain tu tugasnya (untung mas Fiaz bukan dosen saya, kalau tidak, wah gawat.. ).
Nah, terus apa yang membuat saya galau ?, yup selain makin banyaknya tugas yang diberikan dosen pada saya, dan tugas laporan yang menumpuk, salah satunya adalah judul diatas. “Menjadi seorang pemimpin”. Tapi kenapa saya harus galau jadi pemimpin ? harusnya bangga dong bisa jadi patokan para anggota. Hm, bener sih, banyak sekali manfaat jadi pemimpin. Selain dari hal gengsi, juga hal lainnya, yang membuat saya galau adalah tugas dari kepemimpinan itu sendiri. Tahu gak teman – teman, seorang pemimpin akan diminta pertanggungjawabannya atas anggotanya di akhirat kelak. Jadi ibarat salah anggota adalah kesalahan fatal seorang pemimpin.
Ibn Umar r.a berkata : Saya telah mendengar rasulullah saw bersabda :
Setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara akan diminta pertanggungjawaban  perihal rakyat yang dipimpinnya. Seorang suami akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang isteri yang memelihara rumah tangga suaminya akan ditanya perihal tanggungjawab dan tugasnya. Bahkan seorang pembantu/pekerja rumah tangga yang bertugas memelihara barang milik majikannya juga akan ditanya dari hal yang dipimpinnya. Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya (diminta pertanggungan jawab) darihal hal yang dipimpinnya. (Bukhari, Muslim)
Kalau gitu kenapa saya tetap mau aja jadi pemimpin ? Nah, Salah satu alasannya adalah komitmen. Ya sih, tu dah sifat lahiriah saya. Susah banget ngilanginnya. Tiap liat suatu masalah yang gak terselesaikan, saya selalu sok – sok an ikut nimbrung buat nyelesaiin masalah itu. Tidak mikir lagi soal hal lain tentang enak dan tidaknya memegang amanah itu. Karena itu saya terima amanah sebagai pemimpin, soalnya tanpa adanya pemimpin, divisi tersebut tidak akan jalan dan seluruh anggota organisasi itu kemungkinan bakal ketinggalan informasi.
Terus gimana dengan perkuliahan saya? Wah, ni dia yang sering ditanyakan teman – teman kampus saya. Karena mitosnya, mahasiswa yang banyak ikut organisasi perkuliahannya bakal hancur karena nilai – nilai yang menyedihkan, jarang punya waktu belajar, dan lama tamat. Wah, kayaknya gak segitunya deh.
Hm, menurut saya, semua tergantung dari bagaimana pintarnya kita ngatur waktu, kalau bahasa kerennya tu “manajemen waktu”. Banyak kok mahasiswa di kampus saya yang ikut organisasi namun perkuliahannya lancar – lancar aja. Nah, untungnya ikut organisasi tu banyak, selain jadi punya banyak teman, melatih public speaking, juga organisasi bisa jadi tempat pengapresiasian kreativitas yang ada dalam pikiran. Dan juga melatih kita agar dapat bekerja didalam tim. Nah, kerja tim ini yang dibutuhkan di lapangan pekerjaan nanti. Makanya banyak perusahaan kalau buka lowongan, pasti mencari calon yang aktif dalam organisasi. Soalnya kerja tim dari karyawannya yang dapat memajukan perusahaan.
                Walah, kok malah nyambung ke organisasi, kan masalah kepemimpinan tadi. Hm, jadi hikmah yang bisa saya ambil dari kegalauan ini, dan sebagai pemimpin adalah :
-          Dengan menjadi seorang pemimpin, disini saya dapat belajar mengenal diri saya. Kemampuan dan keterbatasan saya dalam bertindak dan mengambil keputusan.
Yup, karena pada dasarnya “Setiap orang adalah pemimpin. Minimal adalah memimpin dirinya sendiri”. Buat kawan – kawan yang juga memiliki amanah yang sama seperti saya, semangat ya :D ,  soalnya tugas seorang pemimpin itu berat loh, tapi balasan pahalanya luar biasa. Pokoknya jangan tinggalkan amanah yang diberikan kita sebelum amanah tersebut terselesaikan. :)
Be leader, why not !
Keep spirit !!!

yeah, surfing, and I got this..sorry, I was reposting yours