Kamis, 20 Desember 2012

Adjie Wicaksana : tentang posisi dan kontribusi


sekarang hampir setiap hari hujan turun. jutaan tetes hujan yang jatuh ke danau membuat jutaan riak air. setiap tetes yang menyentuh permukaan air, menyebabkan riak, sebentar, lalu hilang. dalam rentang masa hujan yang panjang, setiap riak tenggelam tidak terperhitungkan.

namun ia percaya, untuk setiap mili detik air yang meriak, ada tetesan-tetesan lain yang juga meriak bersamanya dan terkena dampak. begitulah, hidup kita jika dilihat dalam rentang zaman yang sangat lama, hanya setitik riak. tapi di setiap titik itu, ada pengaruh yang diberikannya kepada lingkungannya.

masih melihat hujan, ia kembali merenung, tentang kata-kata yang sering diucapkannya beberapa waktu lalu: tentang posisi dan kontribusi. bahwa posisi berbeda dengan kontribusi. bahwa posisi tidak selalu menjamin besarnya kontribusi. ia adalah hal terpisah, walau potensi kontribusi bisa dipengaruhi posisi.

namun seperti riak air itu, ia menyadari dan bertekad. bahwa posisi yang diamanahkan kepadanya, harus membuatnya berkontribusi lebih banyak. menjadi orang yang paling lelah dalam kerja. paling jauh dan luas dalam berpikir. paling banyak berdoa bagi timnya. paling merasa terbebani dalam upaya bersama. dan paling merasa bertanggung jawab atas beban yang diemban bersama.

sekali lagi, baginya, begitulah obsesi kontribusi.

“Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (At-Taubah [9]: 105)

~ 2012

0 obrolan:

Posting Komentar