skip to main |
skip to sidebar
sejenak terpikir,
kalau saya secerdas kang Sandi Rahmatulloh dalam mengatur keuangan, seriang dan setegas kang Ristu Rustandi juga pintar mengontrol emosi seperti kang Isis Basyar Misbachul, jika saya laki-laki dan tingkat 3, InsyaAllah saya Berani mencalonkan diri !!
tapi,
saya rasa kedua rekan saya itu memang benarlah apa adanya. Itulah
mereka dengan segala kelebihannya. Apa yang bisa saya banggakan? saya
memang periang, saya akui itu. namun adakah yang tahu apa makna saya
bersikap seperti itu. Sebenarnya saya di sini merasa sangat sepi. Sepi
dari segala hal yang diingini, dari sosok teman yang mampu hadir setiap
saat.
Saya
iri terhadap teman yang selalu berkelompok. namun saya juga bertanya
apakah mereka seperti itu setiap saat? kemudian apakah tiap individunya
hanya mampu memunculkan taringnya saat bersama rekannya saja? (hanya
Tuhan yang tahu)
Saya
rasakan sendiri terhadap kedua rekan saya yang dibahas di atas
tidaklah mungkin mereka masuk dalam golongan kelompok ini. Mereka
mempunyai kemampuan yang cukup mapan dalam proses nanti ke depannya.
Kalau mereka bisa mengapa saya tidak bisa. Saya harus yakin dengan watak
dan karakter yang dimiliki, inilah saya. Saya adalah orang yang butuh
dukungan dari orang lain.
Kembali
dalam pembahasan bahwa saya adalah sosok yang tegas. Dilihat dari
manakah? mungkin saja mereka melihat saya pada saat proses bekerja dalam
menjadi panitia penerimaan mahasiswa baru? Namun sayangnya, di sini
saya hanya bersikap untuk tidak mementingkan diri pribadi. Kepentingan
kelompok dalam suatu akan memnunjang kesuksesan acara tersebut. Sejalan
dengan itu, sesekali saya harus bertindak otoriter, tujuannya agar
mereka dapat terkontrol dalam penugasannya. Selain itu, saya berusaha
mencoba menjadi sosok yang central, sosok yang semua perintah ada di
tangan saya. Meskipun ada petinggi yang memerintah sekalipun, mereka
harus memberitahukan terlebih dahulu dan persetujuan saya. Karena rekan
rekan bawahan kerja saya adalah tanggung jawab saya.
2 komentar:
tegas? pernahkah berkaca, kadang apa yang kita kira kekurangan,dilihat dari 'kacamata' orang lain itu suatu kelebihan yang diinginkannya...
Dengan bertahan sebagai organisator dimana rekan lainnya tak peduli, bukankah itu tanda loyalitas yang sebenarnya..