Jumat, 03 Oktober 2014

buntu

aku simpan

tersadar

saat aku di depanmu, menatapmu, semua lenyap. Seketika..

memang kadang kata tak berkaca!

Dan semua laksana kamuflase nan klise.

Aku?


Aku bak ide yang timbul tenggelam.

Iya, kau tahu?

Ide memang lucunya kadang begitu, begitu mudah datang dan juga pergi.

Aku bosan menunggu Aku tak suka itu!

Kamu tahu?

Kadang jemariku lelah mengikuti perintah otak. Tapi selalu ku paksakan. Aku yakin kau pun tahu, karena kecepatanku mendapatkan ide selaras dengan kecepatanku menghilangkannya.

Ide.
Iya, ide. Di depanmu aku selalu mendadak kosong. 

Ide kadang meletup, menguap dan meledak seketika. Sepertiku..

***

Ah, cerita mulai berbeda.

Aku yang dengan wajah ekspresif, jiwa ekstrovert dan segala hal yang kau benci. Aku pasti menemukan mereka yang sama denganku atau setidaknya menhargai keberadaanku dan kepribadianku :)

Aku yang dengan gaya kepimpinan, gaya bicara dan gaya berpikir yang kau benci. Aku pasti menemuka tempat yang akan menerimaku atau setidaknya tak terganggu dengan gayaku.

Aku dengan segala hal yang kau benci tentangku, aku dengan segala hal yang tak ada pada dirimu, aku dengan segala hal yang kau ingin rubah. Aku kini bahagia :)

Aku bahagia berada di antara mereka yang menghargaiku, menyayangiku dan membutuhkanku. 

Seperti yang pernah disepakati, bahwa tak ada orang yang benar-benar ingin menyakiti kita tanpa pernah kita mengusik kehidupan mereka. Seperti kau yang terusik olehku.

Ah, kamu si layar persegi yang bercahaya. Mataku kian lama kian lelah menatapmu, tubuhku pegal duduk di depanmu, mari kita akhiri saja :)

***

Meski semua rangkaian kata rasa berujung pada namamu, kau tak perlu takut. Aku bukan lagi orang yang sama. Bukan!

Kini sulit bagiku untuk tidak mengecek pakaian dan riasanku, sulit bagiku untuk berteriak dan tertawa di depan umum, sulit bagiku untuk berlari di keramaian. Aku pun lupa, sejak kapan aku seperti ini. Asing..

Tapi aku menyukai diriku yang sekarang. Setidaknya aku lebih tahu malu.

Jika dan hanya jika, kita bertemu di masa kini dan akrab seperti dulu, mungkin aku justru hanyalah orang biasa. Tanpa keunikan apapun. 

Aku bukan lagi manusia yang perlu dimuseumkan :)

0 obrolan:

Posting Komentar