skip to main |
skip to sidebar
Mengadopsi kalimat Difanty Meza, Aku tahu kalian tahu tentang siapa yang aku tulis, tapi aku tetap tidak bisa menyebutkan namanya disini. Iya, lagi-lagi aku akan bercerita tentangnya dan mereka disini, pengecut memang.
"..Aku hanyalah bayangan, tokoh sentral tapi bukan utama, aku hanya cerita-cerita komik, tak termasuk dalam biografi hidupmu..Orang tak akan mengaitkanku denganmu tapi mungkin orang akan mengaitkanmu denganku..seperti itulah aku..Aku yang menjadi bercak hitam dihidupmu.."
Aih, sebodoh-bodohnya aku, seceroboh-cerobohnya aku, secuek-cueknya, seplinplan-plinlannya.Aku tetap kesulitan pergi dari titik *terpuruk ini. Aku memang lemah dalam artian yang sebenarnya. Tiba-tiba menjadi Drama Queen ketika bercerita tentangnya. nya? dia? siapa lagi, tentu dia.
Wajar banyak orang tidak menyukaiku karena ini. Aku memang kurang berusaha menjauh. Aku idiot.
" Bukti dari Move On itu BERHENTI stalking dan memperlakukannya seperti orang Asing." mengadopsi dari twitter.
Wah, semua kenangan tiba-tiba berputar seperti film lama yang ditayangkan pada layar kusam. Tentang aku dulu, dia dulu dan kami.Seperti tadi, dinginnya hati mencair seketika saat melihatnya bersama anak itu. Anak yang dulu seringkali jadi bahan rebutan kami. Keluarga Coklat :'D .. Anak itu tidak mengenaliku lagi, mungkin karena penampilanku yang berbeda sekarang tapi masih mengenalinya karena memang rambutnya kembali seperti dulu. Iya DULU. Dulu, anak itu lebih sering memilih bersamaku untuk bermain, sekarang? dia tidak mengenaliku. Dan tadi aku melihatnya bermain dengan anak itu sendirian. Dengan warna baju yang sama. Dulu Coklat dan sekarang Biru. Ini memang cerita dari sisiku, pasti berbeda jika didengar dari sisinya.
Baru berbulan-bulan aku berusaha Move On dan aku pikir berhasil. Sedikit. Aku berusaha menyelesaikan perang dingin bersamanya dengan damai (tapi masih dalam cuaca dingin) . Aku berusaha tidak mengikuti perkembangannya baik dari kabar burung ataupun media sosial. Aku benar-benar berusaha, sungguh. Aku menjadi sosok yang dibencinya, aku rasa. Aku berusaha merubah penampilanku, benar-benar berusaha. Aku bersiap diri mendengar kisahnya dengan para dayang, haha. Memang. Jika dulu saja aku bisa kuat mendengar semua cerita tentangnya dan wanita lain disekitarmya, kenapa sekarang tidak? bukankah sekarang sudah lebih jelas.
Ternyata, Allah selalu punya rencana yang lebih baik untuk menguji usahaku. Satu tahun yang lalu, kami bersahabat dan aku selalu mendengar wanita lain bercerita tentangnya dan wanita lain juga. Fiuh, menyebalkan memang. Aku seperti tidak pernah ada disana. Mereka bercerita seolah-olah aku mengejarnya dan lagi-lagi dihempaskannya. Mereka tak pernah benar-benar tahu apa yang terjadi.
Tahun ini, semester awal aku yakini dengan pasti semua akan berlalu. Namun, entah bagaimana tepatnya berita tentangku dengannya mulai menyebar. Posisiku tidak nyaman, jelas. Aku merespon baik, hipotesanya menjadi benar. Aku merespon negatif, hipotesanya adalah memang pernah dan sekarang tidak lagi. Ada yang mengatakan mendukung kami kembali, katanya cocok. Ada yang melihatku seperti buangan atau penganggu karena membuat Cahayanya berkurang.
Oh my God, please.. You know my name but You don't know my stories. Even you know everything about me, But you never know what I feel Exactly.
Bagaimana aku bisa nyaman? jujur, dulu aku berharap ada yang menyadari keberadaan kami tapi aku malah mendengar keberadaan sosok-sosok lain. Aku benar-benar ingin bebas dan orang-orang baru menyadari atau baru berani membicarakan hal ini sehingga membuatnya Kisahnya melangit disaat aku ingin menenggelamkannya.
Apa kamu membaca ini, kawan? kamu pasti semakin membenciku. Aku memang pembunuh karakter, kamu benar. Kamu memang selalu benar kok ^^ Ingatkah saat aku bertanya, apakah ada hal lain yang membuat kamu seperti ini dan kamu menjawab tidak (?) Saat itulah aku menyadari bahwa kamu berbohong, kamu memang tidak pernah ingin membahas ini, kamu takut? aku juga. Aku takut tidak dapat menahan diri, entah apa yang kamu takutkan.
Aku memang seringkali tidak menyukaimu sekarang, aku selalu ketakutan. Entah apa yang aku takutkan darimu.Haha. Aku hanya merasa terlalu buruk dan selalu salah. Tapi aku bahagia melihatmu bercahaya kembali, jika memang itu yang diinginkanmu Lillahita'ala. Tolong sempatkan berdo'a untukku disetiap shalat malammu, agar aku dapat hidup lebih baik, lebih lama, lebih bahagia dan lebih bermanfaat. Permintaan yang egois? memang. Aku kan egois, kamu yang bilang. Hehe.
Deep inside of my heart, I'm begging : " Jika appa telah memilih pergi meninggalkanku, ku harap tidak begitu dengan oppa "
2 obrolan:
entahlah, tapi aku menyukai postingan ini..
Baru sadar ada komentar, maaf karena anonim ya silahkan nikmati saja :)
Posting Komentar