"Khas
Perempuan, Membicarakan dan mempertanyakan sesuatu, menjawab sok
rahasia padahal udah jelas sama-sama tahu jawabannya apa."
Haduh, sebenarnya ini memalukan, haha, tapi saya hanya ingin berbagi Drama bernada Jingga di langit hati. Hatinya aktivis kampus (katanya) , hatinya seorang perempuan. Ini tentang cerita lama, anggaplah bertahun-tahun yang lalu. Yang mungkin banyak orang sudah tahu. Karena itulah saya berbagi lewat akun ini, dimana lebih sedikit temannya :)
kamu sekampus gak nih sama saya? Iya, kamu yang lagi baca ini note :)
Kalau gak, ini cerita sangat terpengaruhi keadaan hati saa ini, hehe. Kalau iya, mungkin kamu tahu cerita 'asli'nya, ini hanya sudut pandang saat ini :) *gak konsisten,haha*
Ok, mulai aja deh, maaappp saya kebanyakan prolog :D
Namanya Cahaya. Mahasiswi baru yang mengagumi si Lampu atau sesuatu yang menerangi. Singkat cerita, ia berkesempatan mengenal Lampu lebih dekat, bermain dan bertukar pikiran bersama. Bekerja dalam kegiatan kampus yang 'memaksa' harus sering berkoordinasi dan berkomunikasi. You know lah, ketika kamu membiarkan hati mengalir tanpa pegangan, maka ia akan masuk muara yang penuh limbah dan tertubruk benda-benda tajam. Seperti itulah ceritanya, kamu sudah bisa menebak kan?. Mahasiswi itu kini beranjak menjadi aktivis kampusnya, dipuji dan dicaci sudah jadi makan sehari-harinya. Cibiran datang bukan hanya tentang Posisi beramanahnya, tapi juga cerita 'cinta'nya. Lampu yang merupaka seniornya dan tak kalah Populer dengan Cahaya, malah Jauh lebih populer. Dengan kemahirannya serta etika bawaan yang dimilikinya, membuat ia begitu populer baik di kalangan Mahasiswi, Dosen maupun teman laki-lakinya. Cerita 'cinta'nya pun sama-sama mendapat sorotan ',berlebih', karena notabene ia seorang Pemimpin Dakwah. Cahaya pernah berada dibawah pimpinannya dan juga pernah berada disampingnya sebagai lawan Pemilu.
Cahaya pernah menulis seperti ini, "Kadang menjadi orang yang tidak tahu itu lebih menyenangkan, aku lelah mendengar semua cerita tentangmu dan wanita disekitarmu". guess what... Bukan karena dia 'ganjen' tapi memang selalu ada perempuan menatap Cahaya dengan sinis. Mengintimidasi 'tak langsung' lewat medsos. Hahaha. Ya, jelas, Lampu yang terkenal dengan Terangnya, dan Cahaya yang menyilaukan dengan sifat 'trouble-maker'nya.
Ya, you know, ada banyak cerita, banyak kata, banyak kesalahpahaman terjadi. Cahaya dan Lampu (katanya) sama-sama memiliki gengsi tinggi, sehingga tidak mau menyelesaikan kesalahpahaman yang menumpuk tersebut. Tapi, mungkin bukan tentang Gengsi, mereka hanya tidak tahu bagaimana bersikap agar tidak menimbulkan kesalahpahaman baru. Sehingga mereka memilih untuk 'mengakhiri' komunikasi.
Saat Cahaya tingkat 2, banyak cerita yang 'digosok semakin sip' tentang lampu dan ia seringkali mendengar tentang dirinya yang bertepuk sebelah tangan, mungkin benar. Tapi, ia tak pernah menyangka Lampu seseorang yang dipercayainya justru menjadi orang yang dengan tegas mengecewakan kepercayaannya.
Tahun diisi, kecanggungan dan kekikukan, seolah tidak saling kenal.
Tahun ketiga Cahaya, sebagai Seseorang yang sama-sama memiliki Amanah. Tentunya ada saja yang entah kenapa sibuk mencari info tentang mereka. Sehingga santer (katanya) di kalangan Mahasiswa Baru tentang hubungan Lampu dan Cahaya yang sebenarnya tidak pernah jelas. Sehingga, saat kaum adam lain mendekati Cahaya, mereka mundur saat mendengar cerita tentang Lampu. Dan semakin sulit bagi cahaya untuk melupakan cerita 'kelam' tentang kebodohannya bersikap.
Menuju akhir semester 6 keadaan mereka mulai membaik. Sibuk dengan rutinitas masing-masing dan mulai leluasa untuk saling menyapa, mungkin.
Dan itu justru bukan membuat Cahaya ingin kembali tapi ia mengerti, ia merindukan Lampu, sangat merindukannya. Bukan sebagai perempuan yang jatuh cinta tapi sebagai seorang Sahabat :)
Tak peduli apa yang ada dipikiran orang lain, baginya berlaku kalimat ini,
"You know my name, but Not My stories. Even you know everything about me, you dont know how my feeling. Maybe you know what I've done, but you dont know what I've through"
*selang watu berganti*
Disebuah kamar, Seorang wanita muda bertanya "Hey Kaca, bukannya mau mendahuli Tuhan nih, menurut kamu nanti kalau dikasih rezeki nikah, aku nikah sama yang kayak gimana ya?"
"Hmm, aku mah mikirnya kamu asa cocok sama Kang Lampu" Jawabnya sahatnya, si Kaca.
"loh? kok itu sih"
"bukannya mau mengungkit cerita lama tapi kayanya lucu aja kalau jadi ama si Akang, soalnya kalian tuh sama :) "
"Terus????"
"Menurut aku kalian tuh cocok, kalau dilihat mah agak mirip sari-sari wajahnya. Kalau ngobrol, suka nyambung, walaupun sekarang pada gengsi, kaya punya bahasa Sendiri. Bisa saling menenangkan. Sama-sama konseptor acara juga, jadi lucu aja ngekonsep pernikahan mesti kaya gimana terus dijalanin bersama. Lagian kalau kamu sama dia, jadi lebih manis, kelihatan Feminimnya. Kalauapun jutek atau marah, yah jadi marah yang manis.."
"Hmm, itu mungkin gara-gara dulu aku suka dia. Lagian ada orang lainenurut aku lebih cocok buat si Akang. Semoga jodoh saya juga nanti yang lebih baik, bisa buat saya lebih manis :) "
"Ah, senangnya!." ucap Cahaya dalam hati.
Bukan karena ucapan sahabatnya. Ia Bahagia karena menyadari tak ada lagi getaran seperti dulu. Melegakan dan membahagiakan. Ia bisa menceritakan perasaannya yang telah terbang jauh dengan lebih santai, karena ia yakin Sang Pengganti dan Jodoh akan datang sesuai JanjiNya.
Allah SWT mengenalkannya dengan banyak kaum adam. Mengakrabkan hati mereka. Tapi hanya satu orang yang akan benar-benar mengisi sepenuhnya hati seseorang, Jodohnya :)
11 August 2013 at 08:05
Haduh, sebenarnya ini memalukan, haha, tapi saya hanya ingin berbagi Drama bernada Jingga di langit hati. Hatinya aktivis kampus (katanya) , hatinya seorang perempuan. Ini tentang cerita lama, anggaplah bertahun-tahun yang lalu. Yang mungkin banyak orang sudah tahu. Karena itulah saya berbagi lewat akun ini, dimana lebih sedikit temannya :)
kamu sekampus gak nih sama saya? Iya, kamu yang lagi baca ini note :)
Kalau gak, ini cerita sangat terpengaruhi keadaan hati saa ini, hehe. Kalau iya, mungkin kamu tahu cerita 'asli'nya, ini hanya sudut pandang saat ini :) *gak konsisten,haha*
Ok, mulai aja deh, maaappp saya kebanyakan prolog :D
Namanya Cahaya. Mahasiswi baru yang mengagumi si Lampu atau sesuatu yang menerangi. Singkat cerita, ia berkesempatan mengenal Lampu lebih dekat, bermain dan bertukar pikiran bersama. Bekerja dalam kegiatan kampus yang 'memaksa' harus sering berkoordinasi dan berkomunikasi. You know lah, ketika kamu membiarkan hati mengalir tanpa pegangan, maka ia akan masuk muara yang penuh limbah dan tertubruk benda-benda tajam. Seperti itulah ceritanya, kamu sudah bisa menebak kan?. Mahasiswi itu kini beranjak menjadi aktivis kampusnya, dipuji dan dicaci sudah jadi makan sehari-harinya. Cibiran datang bukan hanya tentang Posisi beramanahnya, tapi juga cerita 'cinta'nya. Lampu yang merupaka seniornya dan tak kalah Populer dengan Cahaya, malah Jauh lebih populer. Dengan kemahirannya serta etika bawaan yang dimilikinya, membuat ia begitu populer baik di kalangan Mahasiswi, Dosen maupun teman laki-lakinya. Cerita 'cinta'nya pun sama-sama mendapat sorotan ',berlebih', karena notabene ia seorang Pemimpin Dakwah. Cahaya pernah berada dibawah pimpinannya dan juga pernah berada disampingnya sebagai lawan Pemilu.
Cahaya pernah menulis seperti ini, "Kadang menjadi orang yang tidak tahu itu lebih menyenangkan, aku lelah mendengar semua cerita tentangmu dan wanita disekitarmu". guess what... Bukan karena dia 'ganjen' tapi memang selalu ada perempuan menatap Cahaya dengan sinis. Mengintimidasi 'tak langsung' lewat medsos. Hahaha. Ya, jelas, Lampu yang terkenal dengan Terangnya, dan Cahaya yang menyilaukan dengan sifat 'trouble-maker'nya.
Ya, you know, ada banyak cerita, banyak kata, banyak kesalahpahaman terjadi. Cahaya dan Lampu (katanya) sama-sama memiliki gengsi tinggi, sehingga tidak mau menyelesaikan kesalahpahaman yang menumpuk tersebut. Tapi, mungkin bukan tentang Gengsi, mereka hanya tidak tahu bagaimana bersikap agar tidak menimbulkan kesalahpahaman baru. Sehingga mereka memilih untuk 'mengakhiri' komunikasi.
Saat Cahaya tingkat 2, banyak cerita yang 'digosok semakin sip' tentang lampu dan ia seringkali mendengar tentang dirinya yang bertepuk sebelah tangan, mungkin benar. Tapi, ia tak pernah menyangka Lampu seseorang yang dipercayainya justru menjadi orang yang dengan tegas mengecewakan kepercayaannya.
Tahun diisi, kecanggungan dan kekikukan, seolah tidak saling kenal.
Tahun ketiga Cahaya, sebagai Seseorang yang sama-sama memiliki Amanah. Tentunya ada saja yang entah kenapa sibuk mencari info tentang mereka. Sehingga santer (katanya) di kalangan Mahasiswa Baru tentang hubungan Lampu dan Cahaya yang sebenarnya tidak pernah jelas. Sehingga, saat kaum adam lain mendekati Cahaya, mereka mundur saat mendengar cerita tentang Lampu. Dan semakin sulit bagi cahaya untuk melupakan cerita 'kelam' tentang kebodohannya bersikap.
Menuju akhir semester 6 keadaan mereka mulai membaik. Sibuk dengan rutinitas masing-masing dan mulai leluasa untuk saling menyapa, mungkin.
Dan itu justru bukan membuat Cahaya ingin kembali tapi ia mengerti, ia merindukan Lampu, sangat merindukannya. Bukan sebagai perempuan yang jatuh cinta tapi sebagai seorang Sahabat :)
Tak peduli apa yang ada dipikiran orang lain, baginya berlaku kalimat ini,
"You know my name, but Not My stories. Even you know everything about me, you dont know how my feeling. Maybe you know what I've done, but you dont know what I've through"
*selang watu berganti*
Disebuah kamar, Seorang wanita muda bertanya "Hey Kaca, bukannya mau mendahuli Tuhan nih, menurut kamu nanti kalau dikasih rezeki nikah, aku nikah sama yang kayak gimana ya?"
"Hmm, aku mah mikirnya kamu asa cocok sama Kang Lampu" Jawabnya sahatnya, si Kaca.
"loh? kok itu sih"
"bukannya mau mengungkit cerita lama tapi kayanya lucu aja kalau jadi ama si Akang, soalnya kalian tuh sama :) "
"Terus????"
"Menurut aku kalian tuh cocok, kalau dilihat mah agak mirip sari-sari wajahnya. Kalau ngobrol, suka nyambung, walaupun sekarang pada gengsi, kaya punya bahasa Sendiri. Bisa saling menenangkan. Sama-sama konseptor acara juga, jadi lucu aja ngekonsep pernikahan mesti kaya gimana terus dijalanin bersama. Lagian kalau kamu sama dia, jadi lebih manis, kelihatan Feminimnya. Kalauapun jutek atau marah, yah jadi marah yang manis.."
"Hmm, itu mungkin gara-gara dulu aku suka dia. Lagian ada orang lainenurut aku lebih cocok buat si Akang. Semoga jodoh saya juga nanti yang lebih baik, bisa buat saya lebih manis :) "
"Ah, senangnya!." ucap Cahaya dalam hati.
Bukan karena ucapan sahabatnya. Ia Bahagia karena menyadari tak ada lagi getaran seperti dulu. Melegakan dan membahagiakan. Ia bisa menceritakan perasaannya yang telah terbang jauh dengan lebih santai, karena ia yakin Sang Pengganti dan Jodoh akan datang sesuai JanjiNya.
Allah SWT mengenalkannya dengan banyak kaum adam. Mengakrabkan hati mereka. Tapi hanya satu orang yang akan benar-benar mengisi sepenuhnya hati seseorang, Jodohnya :)
11 August 2013 at 08:05
0 obrolan:
Posting Komentar