Jangan tanyakan alasanku selalu menulis! Dan tak perlu menyibukkan diri dengan mencemooh kebiasaanku ini.
Karena itu sama saja seperti kau bertanya:
"Mengapa kamu selalu bernyanyi?" pada orang yang senang bernyanyi sekalipun itu bukan profesinya
Atau
"Mengapa kamu selalu mendaki?" pada orang yang senang mendaki sekalipun itu bukan tugasnya.
"Mengapa kamu selalu bernyanyi?" pada orang yang senang bernyanyi sekalipun itu bukan profesinya
Atau
"Mengapa kamu selalu mendaki?" pada orang yang senang mendaki sekalipun itu bukan tugasnya.
Bahkan bisa jadi pertanyaan selembut ini:
"Mengapa kamu selalu mengaji?" pada Ia yang pandai mengaji
Atau bisa jadi sekasar ini:
"Mengapa kamu senang mencaci?" pada Ia yang rajin mencaci
"Mengapa kamu selalu mengaji?" pada Ia yang pandai mengaji
Atau bisa jadi sekasar ini:
"Mengapa kamu senang mencaci?" pada Ia yang rajin mencaci
Mungkin kamu akan lelah menyimak jawaban dari seorang Dermawan jika Ia ditanya: "Mengapa kamu selalu berbagi?"
Ah, mungkin benar kamu memang belum mengerti.
Tapi untuk apa juga kamu mengerti?
Toh, semua ini hanyalah ironi persepsi....
...yang dibuat sendiri.
Tapi untuk apa juga kamu mengerti?
Toh, semua ini hanyalah ironi persepsi....
...yang dibuat sendiri.
Selamat memahami! ;)

0 obrolan:
Posting Komentar