Selasa, 18 Agustus 2015

Perjalanan Pulang (tanpa) Kembali

Membuka pertemuan pagi ini di sekolah, seperti biasa ketua yayasan akan mengajak kami untuk mendoakan mereka (siapapun itu) yang tak lagi bersama kami di bulan Ramadhan tahun ini. Maka kepala sekolah pun melantunkan do'a dengan suara merdunya. Momen tersebut akan terasa sangat biasa, barangkali bagi mereka yang tak pernah merasa atau menyadari bahwa dirinya telah ditinggalkan dan akan ada saat dirinya pun ikut meninggalkan. Bagi saya pribadi, ada sebersit perih dan tetesan air mata yang mengalir tanpa izin. Karena saya sedang menerima kenyataan bahwa memang telah banyak orang (yang saya sayani) tak lagi dapat bersama di Ramadhan tahun ini. Entah dengan alasan apapun.

Di akhir pertemuan saya mendapatkan hadiah buku yang berjudul "Perjalanan Pulang (tanpa) Kembali" karya Miftah Fauzi Rakhmat. Barangkali kita sudah bisa menebak isi tulisan didalamnya. Ya, catatan-catatan spiritual tentang hidup penuh berkah dan kematian. Saya persembahkan kehidupan yang lebih bahagia ini untuk mereka yang tak lagi dapat menikmati Ramadhan bersama, agar kepergiannya tak sia-sia. Saat yang pasti nanti akan datang ketika saya harus menyusul pulang. Maka berbahagialah bagi yang ditinggalkan agar saya menanti dengan bahagia disana ;)

Ayunan Hijau Kostan, senja di awal bulan Juli.

0 obrolan:

Posting Komentar