Selasa, 18 Agustus 2015

"Tidak boleh berteman!"

Betapa saya menyadari akan muncul pendapat yang berbeda tentang saya dari beberapa orang. Hanya karena saya begitu ingin bertanya:

"Mengapa berteman dengan mereka yang berbeda pandangan dalam beribadah seolah lebih haram daripada berteman dengan mereka yang berbeda Tuhan?"

Padahal saya masih beribadah dengan cara yang kakek dan ibu saya ajarkan. Saya pun tidak pernah memberikan ucapan selamat hari raya agama pada mereka yang berbeda Tuhan.

Dulu ketika kecil begitu kentara pertemanan "sesuai ORMAS Islam", beranjak kuliah pertemanan "sesuai Mahzab" dan setelah bekerja mulai menemukan pendapat miris tentang pertemanan "seorang Sunni dan seorang Syiah". Lalu, tak menemukan permasalahan berteman dengan mereka yang berbeda Tuhan.

Jadi, ini mulai terasa aneh. Ukhuwah Islam hanya seperti itukah?
Lalu kemarin saya mendengar kalimat: 
"Sesesat-sesatnya sebuah aliran, selama itu tidak menduakan Allah SWT dan tetap mengakui Muhammad SAW sebagai Nabi akhir zaman maka kita tidak berhak men-Judge mereka sesat."

Ah, iya. Saya jadi terpikir: Siapa kita sampai berani menghakimi seseorang sesat dan memberikannya hukuman sosial?
Karena saya belum pernah mendengar dalil tentang pelarangan tersenyum pada mereka yang berbeda cara ibadah.
Juli-2015, barangkali pendapat ini akan berubah seiring keilmuan yang dipelajari.

0 obrolan:

Posting Komentar