Kamis, 20 November 2014

Bagaimana Kamu Yakin? Soulmate

*Ketik hapus ketik hapus* 

Menulis refleksi dari hal yang dilihat dan didengar itu ternyata tidak mudah. Meskipun yang ditulis bukan tentang penulis. 

*** 


Dalam sebuah novel, seorang Siswi sekolah khusus mata-mata bertanya pada Ibunya yang juga Kepala Sekolah: "Kapan Ibu yakin bahwa Ayah adalah orangnya? Bagaimana Ibu yakin bahwa Ayah sedang jujur?". Pertanyaan yang wajar dari seorang anak perempuan tunggal keturunan mata-mata hebat. Mata-mata dengan kemampuan berbahasa dan berganti emosi di atas rata-rata. 

Lain cerita, tentang mereka yang bertukar kode-kode rasa melalui tulisan di blog. Rasa jelas tertuju satu sama lain tapi lagi, keraguan memenuhi relung hati. Mereka merasa tidak mungkin, sehingga menghapus semua tulisannya dan saat sang pria menuliskan perasaannya dengan gamblang sembari menunggu respon sang wanita, yang nyatanya telah berhenti membuka blog. Mereka berdua hidup dengan perasaan tak terbalas yang sebenarnya berbalas. 

Cerita berbeda yang mungkin pernah sama-sama kita alami, seseorang bertanya kepada kawannya: "Kenapa sih kamu gak ngomong aja?" 
"Ngomong apa?" 
"Iya, duluan ngomong tentang kejelasan hubungan kalian." 
"Iya, temenan." 
"Alah, yakin?" 
"Hmm" 
"Kayak gitu temenan?" 
"Emang ada yang lebih? Lagian, mungkin bukan cuma sama aku akrabnya. Dulu juga ada yang gitu." 
"Mungkin dia beda. Udah umurnya, kamu minta penjelasan." 
"Ya ampun, okey kalau aku suka. Dia belum tentu dan kamu gak liat aku kayak gimana? mana mungkin dia suka. Kita temenan." 
"Yakin dia gak suka?" 
"Udahlah.." 
Mereka hening dengan pikirannya masing-masing. Dunia kadang memang seperti ini. Seperti drama yang kita jelas tahu betul perasaan pemainnya tapi mereka sendiri tidak sadar. 

Terakhir, Gadis cantik nan supel menceritakan bahwa dirinya dilamar via proposal namun lagi lagi ditolaknya. Sempat menerima setiap proposal dan gagal. Lalu Ibunya bertanya, "Kapan kamu akan berhenti menebak takdir? Berburuk sangka dan menyangka semua sama. Mereka yang datang itu berbeda." 

*** 

Lalu, aku bertanya pada diriku sendiri.

0 obrolan:

Posting Komentar