Kamis, 26 Februari 2015

Kamu

Kamu, 
yang telah ku janjikan tak akan lagi ku tulis.

Kamu,
yang telah ku biarkan menjadi orang asing.

Tahukah kamu?
Semua cerita ini mengingatkan ku pada masa-masa itu.
Suatu masa kebodohan.



Sejujurnya aku lelah, 
lelah diperlakukan sebagai objek kemarahan wanita-wanita.

Sejujurnya aku bosan,
bosan diperlakukan sebagai pemeran antagonis dalam kisah mereka.

Sejujurnya aku sadar,
sadar akan ketidakpantasanku dan ketidakbaikanku,
tapi mengapa mereka selalu menjadikanku orang ketiga?

Kamu,
pernahkah ada di posisiku?
Disalahkan untuk hal yang tidak kamu lakukan.

Kamu, 
pernahkah ada di posisiku?
Diberitakan tidak baik oleh orang baik.

Karena mereka wanita baik-baik dan kamu pun baik, 
maka aku yang tidak baik ini dianggap wajar jika disalahkan,
sekalipun aku tidak melakukan apa-apa.

Sekalipun tak pernah benar-benar ada cerita berbingkai kata kita.

Dan kini, aku menemukan kembali cerita seperti ini.
Bukan hanya satu atau dua.
Aku bercermin, lagi dan lagi.

Diri ini sangat tidak pantas untuk dianggap lawan oleh mereka,
tidak pula pantas untuk berharap menjadi kawan hidup tokoh utama.

Diri ini seperti yang kamu tahu, 
tak mudah menyimpan rasa.

Maka tak akan ada pula rasa untuk mereka.
Setidaknya sampai saat ini, 
aku tak tahu hari esok.

Aku tidak meminta mereka menunggu, tidak pula mengabaikannya.
Aku tidak ingin menjadi sepertimu.

Aku akan berteman dengan siapa saja.
Esok, biarlah terjadi esok.

0 obrolan:

Posting Komentar