Jumat, 08 Mei 2015

Anak Broken Home

Istilah Anak Broken Home sudah bukan lagi sebutan yang asing. Tapi tahukah anda konflik batin yang sebenarnya mereka alami? Empati-empati yang bertebaran itu benarkah mereka inginkan?
Inilah segenggam konflik batin yang benar-benar dirasakan oleh salah satu anak dengan title korban broken home.
1. Ketika papap dan mamah menelepon untuk mengatakan bahwa mereka merindukannya serta telah menitipkan uang jajan di nenek. Dalam hati, ia berteriak: "Bukan itu yang ku perlukan. Aku hanya perlu kalian disini, menemaniku."
2. Ketika hari pertama masuk sekolah dan melihat anak lain diantar oleh orang tuanya. Dia berjalan lemas ke sekolah sembari memperlambat langkahnya agar nanti tak ada waktu untuk orang tua lain bertanya: "Kemana orang tuamu?".
3. Ketika sakit akan berkesempatan melihat papap dan mamah ada disampingnya saat tertidur. Dalam hati berlirih: "Aku ingin selalu sakit."
4. Ketika anak-anak lain menertawakan keadaan keluarganya, dia hanya bisa berteriak: "Mamah aku gak gitu kok! Dia sayang aku!". Padahal dalam hati menangis, membenarkan tawaan temannya.
5. Ketika main ke rumah teman dan orang tua temannya menanyakan tentang orang tuanya. Dalam hati ia berkata: "Pasti mereka akan menatapku seperti itu lagi dan memelukku. Karena aku perlu dikasihani".
6. Ketika Mamahnya meninggal dan walinya meninggal, banyak orang memeluknya serta berkata: "Sabar ya Nak, kuat ya Nak!". Oh sungguh, motivasi basi yang memang dia perlukan.
7. Ketika di tempatnya belajar membahas tentang anak broken home, kata-katanya tercekat dileher. Ingin ia menyatakan di kelasnya bahwa anak broken home memang perlu tambahan kasih sayang tap tidak pernah memelas kasih apalagi untuk dikasihani.
8. Ketika sejuta umat menghakimi anak broken home itu berbeda dan pasti ada yang bermasalah. Maka dia tancapkan dalam hati untuk membuktikan keduanya.
*bersambung...

0 obrolan:

Posting Komentar