Jumat, 08 Mei 2015

RSHS part II

Aku pernah menulis tentangmu lima tahun lalu. Ketika aku masih begitu bangga padamu, masih menikmati setiap langkah di lorongmu.
Hari ini pun akan ku tuliskan tentangmu. Tentangmu yang tak pernah ingin ku temui lagi. Tentangmu yang telah berubah namun tetap sama. Barangkali aku benar-benar gagal move on!
Hallo Rumahnya orang-orang penuh harap!
Hallo Rumahnya orang-orang ingin sehat!
Aromamu masih sama bahkan aura kelammu dimana-mana sama ;)
Ku susuri lorongmu dan serentak semua ingatan tentang tawa juga air mata terlintas di tayangan imajiku.
Tawa seorang anak bersama ibunya di sebuah taman bermain dalam rumah sakit ternama dan juga air mata seorang cucu akan kakeknya dalam senja berhujan.
Semua terputar ulang seperti memori yang memaksa untuk masuk kembali atau memang tak pernah bisa dikeluarkan. Memori seorang gadis berusia 18 tahun dengan rambut ekor kuda sedang berlari kecil di gelapnya lorong tengah malam, tak hanya sekali. Demi labu-labu darah penyongsong nyawa, ia patahkan semua rasa takut juga lelah. Perasaan berani yang ku rindukan!
Ah, hari ini aku tak mengenal gadis itu karena kami tak lagi dalam tubuh yang sama ;)
Rumah Sakit Hasan Sadikin menjadi saksi dari jutaan cerita akan orang-orang yang memperjuang hidup. Bukan hanya saya atau anda, ada mereka yang ceritanya disampaikan dengan candaan apapun akan tetap terasa pilu.

0 obrolan:

Posting Komentar