Senin, 15 September 2014

Tuhan tidak pernah menduakan

"Terkadang Tuhan hanya mempertemukan bukan mempersatukan."



Benahi Tujuan! Sometimes, the simplest have a lasting impact :)

Catatan ini merupakan refleksi atau ibrah yang saya dapatkan dari acara Sidang Pengukuhan Purna Protokol Bumi Siliwangi tempo hari lalu. Hal ini pun telah saya sampaikan kepada Adinda keluarga Tangguh Tanpa Angkuh sore ini.. 

Adinda saya berpendapat bahwa pidato saya tempo hari lalu itu nampak agak kacau dari biasanya yang terstuktur tanpa teks. Dan saya menyadari itu, malu sekali. 

Hal pertama yang saya sadari adalah

Mereka Hebat bukan Main!

Ini titik mencari jati diri. Iya, titik menyadari ada yang hilang. 

"Menuju masa depan, menjaga yang mungkin hilang." (Tema Tahunan SCM) 

Tidak. Saya tidak sedang merendahkan diri sendiri, saya hanya menyadari kekurangan diri, terlambat. 

Kami berjalan di garis start yang sama, bahkan atas kepercayaan sepihak, kami dijadikan bersama dengan saya sebagai mas'ul. Tentu tugas saya menyebarkan semangat dan memastikan anggotanya hadir. Ringan sekali. 

Sampai suatu hari,

Rice - Chun Yang Hee

Untukmu yang makan banyak nasi

Tentang Rasa dan ..

Usia, telah membawa kita semakin dewasa entah hanya semakin tua. Tapi tentunya tentang rasa tak lagi membara seperti magma. Ia mungkin saja tetap mengendap. 

Menuliskan tentang rasa maka

Pekerjaan, Suami dan Istri (Aaaah, mungkin bukan judul yang tepat!)

Jangan!

Cerdas? Persepsi siapa?

 



Saat saya juara umum, saya menemukan teman yang lebih hebat tanpa juara. Begitupun sekarang, mereka hebat tanpa predikat Cumlaude :-) 

Bukan berarti mereka yang berPredikat tidak hebat. Sayang sekali


Tulisan Baru

Tanpa judul, tanpa tokoh,tanpa alur, tanpa waktu dan tanpa tempat. Hanya tulisan yang mungkin menceritakan sesuatu.. 


Kita hanya punya dua pilihan untuk

Ironi Sarkatis



Bagaimana bisa aku meminta penuh hati-nya, 

jika

rasa

"Ikuti saja apa maunya rasa. Terkadang,

Renjana; Yang Sejati Tersimpan di dalam Rasa

"Pastikan pagi dibuka oleh syukur atas cinta hari lalu dan hari ini... Selamat Membaca..." Tulisan Anjar (Penulis Novel Renjana) untuk Ummu (Pemilik buku yang aku curi). 

Selamat pagi dunia!

Riwayat yang hilang :)

Ya, entah bagaimana kertas dan map-nya hilang tepat sebelum sidang dimulai. Sidang memang undur waktunya dan ya CV saya akhirnya dibaca seadanya :( 

Ini yang harusnya dibaca saat itu, tidak penting sih tapi tetap ingin saya posting :) 

Cokelat Harmonisisasi Pikiran


Pertolongan pertama pada kebimbangan pilihan 

Kadang sih!

Kadang, kita memang harus menjauh untuk membuat orang lain merindukan kita atau setidaknya menghargai keberadaan kita. Ya, kadang sih 

Selasa, 09 September 2014

"Untuk Perempuan" : Sebuah tulisan seorang lelaki :)

Ah, saya ingin break dulu dari membaca komik dan menonton anime. Saat menyusun skripsi, saya pikir saya perlu input yang ringan dan meringankan tapi kali ini saya pikir saya perlu amunisi tambahan untuk motivasi diri :) 

Sempat sih saya membuat tulisan untuk memotivasi diri sendiri dengan judul "Kamu itu Doraemon atau Nobita?". Dan terhapus, ya sudahlah. 

Deretan buku yang berjajar acak di rak-rak buku kostan mulai dipilih untuk dibaca dan akhirnya tangan saya menarik sebuah buku bercover coklat dengan judul "Hope: Dream, Desire, Destiny" karya Andi Arsyil Rahman Putra. 


Saya membuka hal. 95 yang diawali dengan kalimat.. 

"Autumn In Paris Novel" by Ilana Tan

"Sekarang.. 
Saat ini saja... 

Asa

"Ini tersimpan. 
Kali ini aku benar-benar menyimpannya. 
Ya, baru kali ini aku menyebutkan yang ku inginkan dalam doa!. 

Maaf untuk Jodohku..

Tulis Tidak Tulis Tidak Tulis Tidak, seperti itulah yang ku pikirkan. 
Ketik Hapus Ketik Hapus Ketik Hapus, seperti itu pula yang ku lakukan. 

Dan, 
akhirnya.. 

Mereka tak bersalah!

Bagaimana pun keadaannya, saya tidak membenci ayah saya. 

Bukan karena saya tidak menghargai Alm. Ibu saya, justru karena

Ini Bukan Gombalan, Umi-ku benar-benar hebat!




Aku bahagia punya Umi yang hebat! Meskipun beliau pergi semakin aku tahu semakin aku bahagia :)

Beliau kehilangan putri pertamanya saat aku berusia delapan bulan, kehilangan pernikahannya saat aku masih balita, beranjak sekolah dasar dokter memberitahu usianya tinggal 6 bulan lagi dan guess what?