Jangan!
Jangan mengaitkan tulisan ini dengan karakter, sifat, gaya hidup atau apapun tentang saya. Cukup baca saja. Saya hanya ingin berbagi meskipun tidak pantas ..
Refleksi Instan nan Sederhana, tamparan-tamparan manis yang ingin saya bagi..
1. Beberapa teman pernah 'menyindir' saya sebagai sok dermawan atau 'memuji' sebagai pelaku sosial. Hanya karena saya tertarik dan kagum dengan mereka yang tetap bekerja meski sadar jumlah uang yang didapat tak seberapa dan seringkali dianggap hina padahal pekerjaan mereka halal. Bercermin, cermin pun retak melihat kemalasan saya.
2. Perempuan (normal) mana yang tidak pernah memimpikan dijemput pangeran dan menikah dengan bahagia(?) Apapun 'jenis' pangerannya. Jujur saja, saya yakin impian itu justru 'membebani' para lelaki. Maka (awalnya) saya pikir, akan mencintai sepenuh hati suami saya nanti, bagaimanapun asal Shaleh, Baik dan Mencintai saya (Hahaha, syaratnya banyak). Tapi seiring berjalannya waktu, hanya dalam waktu kurang dari dua tahun pemikiran saya berubah. Saya harus menikahi 'Pria Sukses', ya, P-R-I-A dan sukses. Hal itu berimbas pada perasaan suka yang hambar pada siapa saja, Nothing Special. Karena saya menyiapkan perasaan itu untuk jodoh nanti. (Ahahahaha, masih saja naif). Lalu, beberapa tulisan dan cerita teman memukul keras kesadaran saya, bahwa tak ada yang lebih membahagiakan selain mencintai suami yang shaleh. Karena suami shaleh pasti mencintai istrinya, pasti menafkahi keluarganya dengan cara yang halal dan pasti jauh lebih rajin dari saya. Sekali lagi tamparan keras di hati ini, apakah lelaki shaleh akan meminang kita yang tidak? :)
3. Emansipasi perempuan katanya, saya lebih suka dipanggil wanita. Dan tak perlu meminta disederajatkan dengan kaum pria karena kaum wanita lebih tinggi derajatnya. Sebagai Ibu dari anak-anak suaminya. Para wanita hebat telah membuktikan bahwa mereka merasa hebat justru saat bersama keluarga bukan proyek berjuta-juta. Tengoklah Ainun istri Habibie dan Fatimah istri Ali. Lalu, impian saya berubah, Ya bagi saya yang tidak terbiasa masak, bagi kami, mungkin akan sangat membahagiakan jika melihat anak-anak bahagia dengan bekal yang kami buat :)
Untuk bermanfaat, tentunya kita harus sehat. Tubuh, Hati dan pikiran. Semoga kita bisa bermanfaat :)
Jangan mengaitkan tulisan ini dengan karakter, sifat, gaya hidup atau apapun tentang saya. Cukup baca saja. Saya hanya ingin berbagi meskipun tidak pantas ..
Refleksi Instan nan Sederhana, tamparan-tamparan manis yang ingin saya bagi..
1. Beberapa teman pernah 'menyindir' saya sebagai sok dermawan atau 'memuji' sebagai pelaku sosial. Hanya karena saya tertarik dan kagum dengan mereka yang tetap bekerja meski sadar jumlah uang yang didapat tak seberapa dan seringkali dianggap hina padahal pekerjaan mereka halal. Bercermin, cermin pun retak melihat kemalasan saya.
2. Perempuan (normal) mana yang tidak pernah memimpikan dijemput pangeran dan menikah dengan bahagia(?) Apapun 'jenis' pangerannya. Jujur saja, saya yakin impian itu justru 'membebani' para lelaki. Maka (awalnya) saya pikir, akan mencintai sepenuh hati suami saya nanti, bagaimanapun asal Shaleh, Baik dan Mencintai saya (Hahaha, syaratnya banyak). Tapi seiring berjalannya waktu, hanya dalam waktu kurang dari dua tahun pemikiran saya berubah. Saya harus menikahi 'Pria Sukses', ya, P-R-I-A dan sukses. Hal itu berimbas pada perasaan suka yang hambar pada siapa saja, Nothing Special. Karena saya menyiapkan perasaan itu untuk jodoh nanti. (Ahahahaha, masih saja naif). Lalu, beberapa tulisan dan cerita teman memukul keras kesadaran saya, bahwa tak ada yang lebih membahagiakan selain mencintai suami yang shaleh. Karena suami shaleh pasti mencintai istrinya, pasti menafkahi keluarganya dengan cara yang halal dan pasti jauh lebih rajin dari saya. Sekali lagi tamparan keras di hati ini, apakah lelaki shaleh akan meminang kita yang tidak? :)
3. Emansipasi perempuan katanya, saya lebih suka dipanggil wanita. Dan tak perlu meminta disederajatkan dengan kaum pria karena kaum wanita lebih tinggi derajatnya. Sebagai Ibu dari anak-anak suaminya. Para wanita hebat telah membuktikan bahwa mereka merasa hebat justru saat bersama keluarga bukan proyek berjuta-juta. Tengoklah Ainun istri Habibie dan Fatimah istri Ali. Lalu, impian saya berubah, Ya bagi saya yang tidak terbiasa masak, bagi kami, mungkin akan sangat membahagiakan jika melihat anak-anak bahagia dengan bekal yang kami buat :)
Untuk bermanfaat, tentunya kita harus sehat. Tubuh, Hati dan pikiran. Semoga kita bisa bermanfaat :)

0 obrolan:
Posting Komentar