Karena saya tidak pernah bisa menjawab pertanyaan bagaimana caranya menulis selain dengan "Ya menulis!". Bagi saya, semua sama. Kita sama dan kita bisa, hanya saja cara kita berbeda.
..dan katanya, pada dasarnya kualitas kita awalnya sama, hanya saja dalam kehidupan kita mendapatkan 'Input' yang berbeda.
Hari gini mah sulit 'menebak' kualitas diri seseorang dari latar belakang keluarga, pendidikan ataupun jabatan. Ya sederhanya seperti saat saya berjalan atau berkumpul dengan pimpinan unit kegiatan mahasiswa lainnya, terlihat hebat oleh MaRu. Saya menekan kan pada kata Terlihat. Karena
saya sempat mendapatkan surat-surat yang berisi pujian 'berlebihan' begitupun mereka.
Kami tertawa dan meringis geli membacanya, bukan kami tidak menghargainya. Kami justru kasihan. Saya yakin kasihan kami ini mudah ditebak alasannya. Memang hebat sekali efek pencitraan itu!
Kadang saya berpikir, jika semua jabatan ini bukan atas nama kami saat itu, masihkah mereka (katanya) menghormati dan menghargai kami?
Dipundak kami saat itu ada amanah untuk menjaga nama baik yang kami pimpin, sehingga saya pribadi 'menikmatinya'. Menikmati setiap pujian, cibiran dan kesotoyan dari mereka yang katanya memperhatikan kami :)
Kami katanya tentulah orang yang paling Expert di bidang organisasi yang digeluti. Sehingga salah atau kurang sedikit itu masalah. Tapi lagi-lagi kami atau khususnya saya pribadi menikmatinya sebagai cara untuk menjaga dan terus memperbaiki diri.
Kami terbiasa untuk presentasi dan memimpin rapat, tentunya itu mempengaruhi retorika kami. Lagi-lagi mereka (katanya) kagum. Padahal, kami hanya berjalan lebih awal. Jika mereka bisa atau mungkin 'setara' dengan kami di waktu yang sama. Mereka bisa jadi jauuuuuh lebih dari kami yang katanya hebat!
Iya, mereka sekarang saja hebat, apalagi nanti. Hanya saja mereka tidak sadar itu!
..dan..
Tak pernah memaksimalkan kemampuannya ;)
..dan katanya, pada dasarnya kualitas kita awalnya sama, hanya saja dalam kehidupan kita mendapatkan 'Input' yang berbeda.
Hari gini mah sulit 'menebak' kualitas diri seseorang dari latar belakang keluarga, pendidikan ataupun jabatan. Ya sederhanya seperti saat saya berjalan atau berkumpul dengan pimpinan unit kegiatan mahasiswa lainnya, terlihat hebat oleh MaRu. Saya menekan kan pada kata Terlihat. Karena
saya sempat mendapatkan surat-surat yang berisi pujian 'berlebihan' begitupun mereka.
Kami tertawa dan meringis geli membacanya, bukan kami tidak menghargainya. Kami justru kasihan. Saya yakin kasihan kami ini mudah ditebak alasannya. Memang hebat sekali efek pencitraan itu!
Kadang saya berpikir, jika semua jabatan ini bukan atas nama kami saat itu, masihkah mereka (katanya) menghormati dan menghargai kami?
Dipundak kami saat itu ada amanah untuk menjaga nama baik yang kami pimpin, sehingga saya pribadi 'menikmatinya'. Menikmati setiap pujian, cibiran dan kesotoyan dari mereka yang katanya memperhatikan kami :)
Kami katanya tentulah orang yang paling Expert di bidang organisasi yang digeluti. Sehingga salah atau kurang sedikit itu masalah. Tapi lagi-lagi kami atau khususnya saya pribadi menikmatinya sebagai cara untuk menjaga dan terus memperbaiki diri.
Kami terbiasa untuk presentasi dan memimpin rapat, tentunya itu mempengaruhi retorika kami. Lagi-lagi mereka (katanya) kagum. Padahal, kami hanya berjalan lebih awal. Jika mereka bisa atau mungkin 'setara' dengan kami di waktu yang sama. Mereka bisa jadi jauuuuuh lebih dari kami yang katanya hebat!
Iya, mereka sekarang saja hebat, apalagi nanti. Hanya saja mereka tidak sadar itu!
..dan..
Tak pernah memaksimalkan kemampuannya ;)
0 obrolan:
Posting Komentar