![]() |
| Cover buku Sheila: Luka Hati Seorang Gadis Kecil |
Sebuah buku karya Torey hayden yang mengisahkan tentang perjuangannya menghadapi salah satu anak berkebutuhan khusus yang bahkan dianggap gila oleh orangtuanya sendiri dan bercerita tentang pekerjaannya yang barangkali tidak diinginkan oleh banyak orang. Ini bukan review, saya hanya ingin membagikan perasaan yang terungkap dalam kata-kata. Tulisan dalam buku ini mewakili perasaan dari manusia-manusia yang disebut dewasa dan mencintai dunia anak-anak yang berbeda dari anak-anak pada umumnya. Bukan gila, bukan. Seingat saya, seorang ahli psikologi anak berkebutuhan khusus sempat menjelaskan (di sela-sela materi workshop-nya) bahwa kata normal tidak dapat lagi digunakan untuk menyebut mereka yang "pada umumnya". Karena seseorang yang berbeda dari kelompoknya bisa jadi justru yang keadaan jiwanya paling sehat.
Berikut ini tulisan yang membuat saya ingin membacanya lagi dan lagi:
1. "Kasih itu menyembuhkan, bagi yang memberi dan yang menerima." Dr. karl Menninger
2. "Namun pada dasarnya saya seorang pemimpi. Di atas segala perilaku anak-anak yang tidak bisa dimengerti dan kerentanan saya sendiri, di atas segala kekecewaan dan keraguan-diri, saya membangun impian yang saya akui jarang sekali terwujud, yaitu bahwa segala sesuatu dapat berubah. Dan sebagai pemimpi, impian saya tidak mudah mati." Torey Hayden hlm. 86
3. "... rasanya seperti membaca buku harian seseorang, ketenangan dari tulisan itu justru membuat kata-katanya terasa lebih menyedihkan." Torey Hayden hlm. 149
4. "... sebab saya tahu jika saya memasukkannya ke dalam kesadaran, saya akan merasa lebih kecewa lagi jika anak-anak didik saya gagal. Atau ketika saya gagal. Itulah yang mematikan semua orang dalam masalah ini: mengetahui bahwa mereka terlalu peduli. Maka saya berusaha untuk tidak melihatnya. Saya seorang pemimpi, tetapi impian saya sangat mahal. Untuk kami semua." Torey hayden hlm. 190
Bagi siapapun yang pernah membaca buku tenatng seorang gadis bernama Sheila atau Toto-chan serta pernah menghadapi special-need pasti tahu rasanya menjadi begitu terlalu peduli dan optimis di tengah kenyataan yang terus menghimpit hati.
Setidaknya saya, mungkin juga Anda.


0 obrolan:
Posting Komentar